Rabu, 12 Juni 2013

Apakah Indonesia bisa Tiru Negara yang Berhasil Bangun Kilang Minyak Baru?

Dari 5 negara yang berhasil membangun kilang minyak baru nan modern adalah  Thailand, Vietnam, India,China dan Brazil. Di 5 negara  ini tidak ada Mafia BBM atau mengenal Mafia Minyaak macam Moh Riza Chalid,dengan perusahaanya  Global Energy Resources Pte Ltd.  Perusahaan ini adalah mitra dari Petral Energy Trading Limited pemain utama dalam perdagangan minyak Indonesia.  Yang lebih hebatnya lagi Moh Riza operasinya pengerogotan kepentingan nasional Indonesia ini berhasil dilakukannya dibawah radar. Media di Indonesia hanya Group Tempo saja yang berhasil menguak praktek kotor soal impor minyak Zatapi.  Media lain seperti Jakarta Globe saja “hanya” menempatkan Riza Chalid di urutan ke 76 dari daftar 150 terkaya di Indonesia, dengan jumlah kekayaannya  $350 millon.  
Jika  terdeksi radar sang Mafia Minyak juga sangat yakin bahwa  tidak ada berani mengganggu operasi jahanamnya, siapa yang berani menggangu akan hilang jabatan mungkin juga nyawa. Moh Riza Chalid dengan pernah ada yang mencoba mengganggu Petral Energy Trading Limited (Petral Singapore), biasanya tidak bertahan lama.   Menteri BUMN seperti Dahlan Iskan saja hanya sebentar saja sempat koar koar mengenai sepak terjang Petral mirip seperti segerombolan  anggota DPR yang berakhir sama. Petral tetap harus beroperasi di Singapore “berdagang minyak” . 
 Mafia Minyak  ala mafia Minyak  yang paling utama adalah memastikan uang “kutipan” per barrel yang diimport Indonesia (Pertamina) terus mengalir ke pundinya.   Moh Riza menjadi kuat luar biasa karena dia tidak serakah membagi hasil penjarahannya   ke elit politik  tertinggi negeri ini.

rizachalid
Kekuatan silent operation dari figur Mafia Minyak, selama lebih dari 10 tahun berhasil mengganggu pembangunan kilang minyak baru yang sangat dibutuhkan Indonesia. Pembahasan mengenai pembangunan kilang minyak   dibuat seperti komedi putar atau atraksi saling pingpong sesama pejabat terkait. 
Lihat saja artikel Dirut Pertamina yang menagih janji Menkeu. Nanti Menkeu lempar bola ke Menko. Menko lempar Men ESDM, ESDM lempar lagi ke Dirut Pertamina dan seterusnya. Ditengah saling lempar biasaya diselingi oleh pernyataan sedikit optimis dari Menteri ESDM,kemudian dibantah oleh Menko. dan seterusnya. 
Ini persis skenario dari si Mafia Minyaak..makin kusut dan lama semakin mantab, sehingga IMPOR BBM Indonesia dari Negeri ” Raja ” Singa yang nilainya lebih dari $ 36 M jalan terus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar